Pengenalan Desa mandalahurip
Desa mandalahurip terletak di kecamatan jatiwaras kabupaten Tasikmalaya. Desa ini merupakan salah satu desa yang memiliki keunikan dan keistimewaan dalam menjaga tradisi lisan yang bernama Bertadarus. Tradisi ini dijalankan oleh masyarakat Desa mandalahurip sebagai bentuk pengamalan ajaran agama Islam.

Sumber: https://tse1.mm.bing.net/th?q=Menggenggam Hikmah Ilahi: Desa mandalahurip dan Tradisi Bertadarus
Sejarah Desa mandalahurip
Desa mandalahurip memiliki sejarah panjang yang meliputi berbagai peristiwa dan perubahan seiring berjalannya waktu. Desa ini telah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan terus berkembang hingga saat ini. Pada awalnya, Desa mandalahurip dikenal sebagai daerah pertanian yang subur dengan mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani.
Pemerintahan Desa mandalahurip
Desa mandalahurip dikepalai oleh seorang Kepala Desa yang dipilih melalui mekanisme pemilihan kepala desa yang demokratis. Saat ini, Desa mandalahurip memiliki Kepala Desa bernama Bapak Mumus Mulyadi. Beliau merupakan sosok yang dihormati oleh masyarakat karena dedikasinya dalam memajukan Desa mandalahurip dan melestarikan tradisi Bertadarus.
Tanaman dan Pertanian Desa mandalahurip
Desa mandalahurip dikelilingi oleh sawah-sawah hijau yang menjadi simbol kehidupan masyarakatnya. Masyarakat Desa mandalahurip sebagian besar menggantungkan hidupnya dari usaha pertanian. Padi, jagung, dan sayuran seperti kangkung dan bayam adalah tanaman yang umum ditanam di desa ini.
Kehidupan Masyarakat Desa mandalahurip
Masyarakat Desa mandalahurip terkenal dengan keramahannya dan keakraban antarsesama. Budaya gotong royong masih sangat kuat dalam masyarakat ini; mereka saling membantu dalam kegiatan pertanian, pembangunan, dan acara adat. Selain itu, masyarakat Desa mandalahurip juga menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan melibatkan diri dalam berbagai kegiatan keagamaan seperti pengajian dan ibadah.
Bertadarus: Tradisi Lisan Desa mandalahurip
Salah satu tradisi yang dijalankan oleh masyarakat Desa mandalahurip adalah Bertadarus. Bertadarus merupakan kegiatan mengaji bersama yang dilakukan oleh masyarakat desa setiap malam sepanjang bulan Ramadan. Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak, remaja, dan orang dewasa sebagai bentuk pengamalan ajaran agama Islam.
Asal Usul Tradisi Bertadarus
Tradisi Bertadarus di Desa mandalahurip memiliki sejarah yang panjang. Menurut cerita turun temurun, tradisi ini dimulai oleh salah seorang ulama terkemuka yang berasal dari desa ini. Ulama tersebut mempromosikan kegiatan mengaji bersama sebagai bentuk ikatan sosial dan spiritual antara masyarakat Desa mandalahurip dengan ajaran agama Islam. Sejak saat itu, tradisi Bertadarus terus dilestarikan dan menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Desa mandalahurip.
Prosesi Bertadarus
Prosesi Bertadarus dimulai setelah berbuka puasa pada bulan Ramadan. Setelah melaksanakan salat Maghrib, masyarakat Desa mandalahurip berkumpul di balai desa atau di rumah tokoh agama untuk memulai kegiatan Bertadarus. Kegiatan ini dipimpin oleh seorang Imam atau penghafal Al-Qur’an yang mengkhatamkan satu juz Al-Qur’an setiap malamnya.
Manfaat dan Makna Bertadarus
Bertadarus memiliki banyak manfaat dan makna bagi masyarakat Desa mandalahurip. Selain sebagai bentuk pengamalan ajaran agama Islam, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga. Melalui Bertadarus, masyarakat Desa mandalahurip dapat saling berbagi pengetahuan, berdiskusi tentang teks Al-Qur’an, dan mendapatkan hikmah serta inspirasi dari kandungan Al-Qur’an.
Hikmah Ilahi dalam Bertadarus
Bertadarus memiliki hikmah-hikmah Ilahi yang dapat diperoleh sebagai hasil dari pengamalan ajaran agama Islam. Saat mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca, setiap individu dapat merenungkan makna dan pesan yang terkandung dalam setiap ayat. Hikmah-hikmah Ilahi ini dapat menjadi bimbingan dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan menjaga keharmonisan dalam masyarakat.
Menjaga Tradisi Bertadarus di Era Digital
Di era digital seperti saat ini, tradisi Bertadarus di Desa mandalahurip tetap berjalan dan terus dilestarikan. Meskipun terdapat tantangan seperti pengaruh teknologi dan gaya hidup yang semakin modern, masyarakat Desa mandalahurip menyadari pentingnya menjaga tradisi Bertadarus sebagai warisan budaya dan nilai-nilai keagamaan yang telah diterima dari leluhur mereka. Dalam menghadapi perubahan zaman, mereka mengintegrasikan teknologi dengan tradisi Bertadarus, seperti dengan menggunakan aplikasi penghafal Al-Qur’an digital atau mengadakan pertemuan melalui platform virtual.
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQs)
1. Apa itu Bertadarus?
Bertadarus merupakan kegiatan mengaji bersama yang dilakukan oleh masyarakat Desa mandalahurip setiap malam sepanjang bulan Ramadan. Kegiatan ini bertujuan sebagai bentuk pengamalan ajaran agama Islam dan mempererat tali silaturahmi antarwarga.
2. Siapa yang memimpin kegiatan Bertadarus?
Kegiatan Bertadarus dipimpin oleh seorang Imam atau penghafal Al-Qur’an yang mengkhatamkan satu juz Al-Qur’an setiap malamnya.
3. Bagaimana prosesi Bertadarus dilakukan?
Prosesi Bertadarus dimulai setelah berbuka puasa pada bulan Ramadan. Setelah salat Maghrib, masyarakat Desa mandalahurip berkumpul di tempat yang telah ditentukan untuk memulai kegiatan Bertadarus.
4. Apa manfaat dan makna Bertadarus bagi masyarakat?
Bertadarus memiliki manfaat dalam mempererat tali silaturahmi antarwarga dan sebagai sarana untuk memperoleh hikmah dan inspirasi dari kandungan Al-Qur’an.
5. Bagaimana Desa mandalahurip menjaga tradisi Bertadarus di era digital?
Di era digital, masyarakat Desa mandalahurip mengintegrasikan teknologi dengan tradisi Bertadarus, seperti menggunakan aplikasi penghafal Al-Qur’an digital atau mengadakan pertemuan melalui platform virtual.
6. Apa hikmah yang dapat diperoleh dalam Bertadarus?
Dalam Bertadarus, setiap individu dapat merenungkan makna dan pesan yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca. Hikmah-hikmah ini dapat menjadi bimbingan dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan menjaga keharmonisan dalam masyarakat.
Kesimpulan
Desa mandalahurip adalah salah satu desa yang memiliki keunikan dan keistimewaan dengan adanya tradisi Bertadarus. Tradisi ini dijalankan oleh masyarakat Desa mandalahurip sebagai bentuk pengamalan ajaran agama Islam. Melalui kegiatan ini, masyarakat Desa mandalahurip dapat mempererat tali silaturahmi antarwarga dan mendapatkan hikmah Ilahi dari kandungan Al-Qur’an. Meskipun dihadapkan pada perubahan zaman, tradisi Bertadarus tetap terjaga dan terus dilestarikan oleh masyarakat Desa mandalahurip. Dalam menghadapi era digital, mereka mengintegrasikan teknologi dengan tradisi Bertadarus untuk menjaga keberlangsungan tradisi ini sebagai bagian dari warisan budaya dan nilai-nilai keagamaan.
0 Komentar